Skip to main content

Konsep Buku Nonfiksi

Berbagi wawasan atau pengetahuan merupakan perkara yang istimewa. Bentuk istimewa ini bisa dilakukan dengan menulis. Terutama bisa menulis buku, memberi pengetahuan sepanjang massa bagi manusia. 
Saya ingat, saat Ibu Musiin, M.Pd menukil pesan istimewa, menurut Pramoedya Ananta Toer: "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadiaan." 

Menulis buku bisa bersifat fiksi atau nonfiksi. Ini sebuah pilihan. Terpenting bisa berbagi ilmu atau wawasan melalui buku. Untuk kegiatan belajar menulis malam ini, fokus memahami konsep menulis buku nonfiksi.

"Konsep Buku Nonfiksi" termasuk tema bagus dalam kegiatan belajar menulis di KBMN gelombang 30, tanggal 17 November 2023. Sebagai narasumber, kegiatan belajar ini langsung bersama Ibu Musiin, M.Pd. Beliau sebagai narasumber yang luar biasa, lahir dari kota Takwa di Kediri. Ibu Musiin termasuk seorang guru dan sebagai Kepala Sekolah di SMPN 3 Grogor Kediri. Beliau termasuk alumni kelas Om Jay yang ke-8. Setelah itu, beliau termasuk sebagai penulis buku nonfiksi, bahkan berhasil memegang sertifikasi penulis pada tahun 2020. Agar mudah menerima materi ajar dari beliau, kegiatan belajar ini di pandu oleh Ibu Yandri Novita Sari.

Apasih buku nonfiksi itu? Buku nonfiksi merupakan buku yang dibuat berdasar fakta dan kenyataan. Isi buku nonfiksi yaitu berupa informasi, pengetahuan, atau wawasan. Penulisan buku nonfiksi bertujuan untuk menyajikan temuan baru atau yang disebut dengan penyempurnaan dari informasi yang sudah ada. Pengertian konsep buku nonfiksi ini, sesuai dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Intinya buku fiksi itu bersifat fiksi dan sesuai fakta, sebuah kenyataan.

Bahasa yang digunakan untuk menulis buku nonfiksi, biasanya dengan bahasa denotatif atau bahasa sebenarnya. Jadi setiap pecinta pembaca akan secara langsung bisa memahami maksud dan isi dari buku. 

Ada 3 pola dalam menulis buku nonfiksi, yaitu:
1. Pola Hierarkir, yaitu sebuah pola yang digunakan dalam menulis mulai dari perkara yang mudah ke perkara yang sulit. Atau dari suatu yang sederhana ke yang rumit. Seperti dalam buku pelajaran.
2. Pola Prosedural, yaitu jenis buku yang tersusun berdasarkan urutan proses. Contohnya pada buku panduan.
3. Pola Kloster, jenis ini termasuk buku yang tersusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan, atau kumpulan dari bab setara.

Jenis buku nonfiksi ini, kita bisa lihat seperti buku ensiklopedia, buku motivasi, biografi (kisah epik Soekarno), autobiografi (Alex Ferguson), kamus, buku pelajaran, buku pengembangan diri, buku panduan, laporan jurnalisme, makalah akademik, dan buku yang lain.

Proses untuk menulis buku nonfiksi, setidaknya Ibu Musiin memberikan lima langkah. Berikut ini termasuk lima langkah tersebut.

Pertama, langkah pratulis. Pratulis merupakan langkah untuk menentukan tema, menentukan ide, merencanakan jenis tulisan, mengumpulkan bahan tulisan. Selain itu, langkah ini juga bisa dengan bertukar pikir, menyusun daftar, meriset, membuat Mind Mapping dan menyusun kerangka sebuah naskah.

Tema ditentukan hanya satu dalam buku. Tema dalam buku nonfiksi bisa berupa parenting, pendidikan, motivasi, dll. Lalu, dari tema tersebut dilanjutkan menjadi sebuah ide yang menarik. Bagaimana cara mendapatkan ide menarik? Ide menarik bisa diperoleh dari berbagai hal. Seperti dari pengalaman pribadi, pengalaman dari orang lain, berita dimedia massa. Bisa juga ide muncul dari status FB, twitter, whatsapp, IG. Hal yang menarik, ide juga akan di dapatkan melalui imajinasi, pengamatan lingkungan, perenungan dan baca buku serta dari sumber lainnya.

Kedua, langkah menulis draf. Dalam menulis draf yaitu dengan cara menuangkan konsep tulisan melalui tulisan berprinsip bebas. Menulis draf juga tidak perlu menentukan sebuah kesempurnaan. Tetapi lebih pada bagaimana ide itu bisa ditulis. 

Ketiga, langkah merevisi draf. Untuk merevisi draf perlu sistematika atau struktur dalam tulisan. Hal ini berkaitan dengan tulisan yang akan disajikan. Selain itu, dalam merevisi draf selalu berkaitan dengan pemeriksaan mengenai gambaran besar dari naskah tersebut.

Kelima, langkah menyunting naskah. Teknik menyunting naskah bisa menggunakan KBBI dan PUBI. Menyunting naskah dalam hal ini, berkaitan dengan ejaan, tata bahasa, diksi, data dam fakta serta legalitas atau norma.

Adakah hambatan dalam menulis buku nonfiksi? Tentu ada. Seperti saat ini, saya ada masalah untuk menulis buku literasi tingkat SD. Untuk awal saya ingin menulis buku literasi kelas I dan II. 

Agar bisa teratasi dan bisa mempermudah untuk menulis buku nonfiksi, maka saya secara langsung saya berkonsultasi dengab Ibu Musiin, selaku narasumber. Saya bertanya, "Ibu...cara membuat pemetaan buku literasi kira-kira seperti apa? Menulis literasi SD, apakah sama seperti formatnya menulis buku tematik? Apakah arahnya seperti menulis buku Bahasa Indobesia?"

Dari sekilas permasalahan ini, Ibu Musiin menjelaskan bahwa pemetaan buku literasi siswa bisa menggunakan berbagai cara pak, dan sebaiknya sesuai dengan rapor pendidikan sekolah pak. Cara untuk menentukan sesuai dengan minat anak, Bapak bisa melakukan wawancara atau menyebar angket. Buku literasi SD bisa menggunakan cerita motivasi atau juga bisa buku panduan. Untuk format buku, contoh buku literasi berisi buku panduan, format langkah demi langkah.

Sebelum menutup dalam kegiatan belajar menulis buku nonfiksi, Ibu Musiin menyampaikan nasehat, "... waktu yang di dedikasikan untuk menimba ilmu. Jangan berhenti menulis karena lelah, namun berhentilah ketika buku itu sudah selesai dan terbit." Demikian sekilas resume  "Konsep Menulis Buku Nonfiksi." Semoga bermanfaat.



Popular posts from this blog

Menulis Buku Mayor dan Strategi Pemasaran Buku

Ingin jadi penulis produktif dan bisa bermanfaat bagi manusia, merupakan sebuah impian. Inilah harapan kita, bisa menghasilkan karya tulis yang langsung diterbitkan oleh suatu penerbit mayor. Secara umum, jenis penerbit mayor bersifat nasional yang mendistribusikan buku dalam jumlah besar.  Bagaimana kita bisa menulis buku profesional, lalu dipublikasikan penerbit mayor? Ada cara dan trik yang bisa kita lakukan untuk meraih impian "melejitkan buku melalui penerbit mayor" kita bisa mengikuti kegiatan belajar di KBMN pada pertemuan ke-21, gelombang 30 pada tanggal 1 Desember 2023.  Kini, saatnya kita belajar langsung bersama Bapak Agus Subardana, selaku narasumber pelatihan penulisan buku dan memasarkan buku lewat penerbit mayor. Beliau sebagai Direktur Penerbit Andi Yogyakarta. Untuk kegiatan belajar secara praktis ini, dipandu langsung bersama Ibu Widya Arema. Terlebih dahulu sebelum kita menawarkan karya tulis atau naskah ke penerbit mayor, kita perlu mengikuti r...

Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

Jangan berhenti menulis agar bisa menjadi bagian dari peradaban. Tinggalkan jejak yang mulia dengan murah meriah di dunia dengan menulis. (Yulius Roma Patandean, S.Pd). Buku adalah teman yang baik. Saat kita merasa senang atau sedih, kita bisa berkomikasi bersama buku. Kita bisa menambah wawasan dengan buku. Dalam sebuah pepatah, "Buku adalah jendela dunia."  Hal yang istimewa, buku itu kita yang menulis. Kita berkarya dengan memberi pengetahuan pada khalayak umum, termasuk bagian investasi "tabungan" masa depan. Jika kita sudah tiada, pemikiran dan pengalaman kita bisa memberi manfaat bagi orang lain. Melihat pesan bapak Yulius dalam menutup kegiatan belajar menulis buku, termasuk dorongan semangat (motivasi) untuk menulis, dalam kondisi waktu dan tempat. Sehingga mampu meninggalkan jejak dengan menulis dalam peradaban. Trik atau langkah untuk menyusun buku secara sistematis, seperti tema KBMN PGRI Gelombang 30 ke-14 malam ini, tanggal 15 November 2023,...

Menulis Buku Cerita Digital

Malam ini, termasuk pertemuan yang "spesial." Kenapa bisa disebut spesial? Karena kegiatan belajar menulis buku dalam program KBMN 30, pertemuan ke-16 hari ini ternyata kegiatan untuk berkarya sesuai pada perkembangan sains dan teknologi. Sebagaimana adanya globalisasi, tertuntut bagi kita untuk mampu berkomunikasi secara digital. Termasuk dalam dunia sosial maupun pendidikan. Secara khas, komunikasi dalam sosial dan pendidikan, sering dilakukan melalui tersebarnya majalah atau buku bersifat digital. Hal "spesial" buat kita, jika kita mampu yang mengelola, bahkan kita yang berkarya atau yang menyusun majalah dan buku secara digital. "Menulis Buku Cerita Digital," adalah tema pertemuan malam ini untuk belajar cara menulis buku cerita secara digital. Kegiatan belajar menulis buku digital, secara online bersama Ibu Dwi Nur Yanti (NDY), M.Pd. Adapun yang memandu dalam kegiatan ini bersama Ibu Raliyanti. Buku secara digital merupakan bacaan yang hadir dalam ben...