Skip to main content

Menulis Buku Mayor dan Strategi Pemasaran Buku

Ingin jadi penulis produktif dan bisa bermanfaat bagi manusia, merupakan sebuah impian. Inilah harapan kita, bisa menghasilkan karya tulis yang langsung diterbitkan oleh suatu penerbit mayor. Secara umum, jenis penerbit mayor bersifat nasional yang mendistribusikan buku dalam jumlah besar. 
Bagaimana kita bisa menulis buku profesional, lalu dipublikasikan penerbit mayor? Ada cara dan trik yang bisa kita lakukan untuk meraih impian "melejitkan buku melalui penerbit mayor" kita bisa mengikuti kegiatan belajar di KBMN pada pertemuan ke-21, gelombang 30 pada tanggal 1 Desember 2023. 

Kini, saatnya kita belajar langsung bersama Bapak Agus Subardana, selaku narasumber pelatihan penulisan buku dan memasarkan buku lewat penerbit mayor. Beliau sebagai Direktur Penerbit Andi Yogyakarta. Untuk kegiatan belajar secara praktis ini, dipandu langsung bersama Ibu Widya Arema.

Terlebih dahulu sebelum kita menawarkan karya tulis atau naskah ke penerbit mayor, kita perlu mengikuti resep Bapak Agus Subardana. Menurut beliau kita perlu mengenal jenis penerbit. Setidaknya ada tiga jenis penerbit yang perlu kita ketahui, yaitu penerbit mayor, penerbit indie dan penerbit vanity publisher.

Pertama, penerbit mayor. Jenis penerbit ini punya relasi (jangkauan) bersifat nasional. Ini secara umum. Biasanya buku-buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor. Bahkan, dalam memasarkan berbagai buku sekali cetak dalam jumlah besar. Selain itu, distrubusinya ke berbagai toko buku. Adapun teknik penjualannya secara direct selling, memiliki kantor cabang penerbit nasional.

Kedua, penerbit indie. Jenis penerbit ini berbeda dengan penerbit mayor. Secara umum, jenis penerbit indie hanya bisa mencetak buku bersifat terbatas atau sedikit. Biasanya hanya sesuai jumlah permintaan bagi penulis (pre order).

Ketiga, penerbit vanity publisher. Jenis penerbit ini hampir sama dengan model penerbit indie. Hanya ada perbedaan dengan penerbit indie, terlihat dari bentuk fasilitas yang ditawarkan. Pada penerbit indie hanya siap mencetak naskah. Untuk cover buku, penyuntingan naskah, dan layout serta yang lainnya semuanya pihak penulis. Berbeda dengan penerbit vanity publisher. Nilai lain dari penerbit vanity publisher memberikan fasilitas, seperti menerima naskah mentah. Lalu, cover buku dan penyunting naskah, bisa dilakukan oleh penerbit.

Adakah cara atau langkah kita menawarkan naskah ke penerbit mayor? Jika ada, tahapannya seperti apa? Hal ini ada jalan mudah untuk mewujudkan naskah kita langsung ke penerbit mayor. Menurut Bapak Agus Subardana, selaku pemilik penerbit mayor yaitu penerbit Andi di Yogyakarta, menyatakan trik yaitu:
1. Pilih genre yang relevan. Ini termasuk langkah awal yang penting (krusial) dalam menulis buku, lalu mencari jenis penerbit mayor. Berkaitan pemilihan genre, tertuju pada minat dan keahlisn dalam menulis buku. Selain itu, kita perlu mempelajari industri penerbitan, kira-kira penerbit kita mendapaktkan dukungan potensi pemasarsan bukunya, atau tidak.

Cara praktis agar naskah kita bisa diterima dan siap diterbitkan penerbit mayor, yaitu:
a. menulis buku sesuai minat dan keahlian. Sesuai topik artinya kita bisa menikmati, dan saat kita menuliskannya termasuk menyenangkan. Berbicara mengenai "keahlian" yaitu berupa pengetahuan yang kita "tonjolkan" atau disebut kita andalkan, sehingga bagi penulis bisa menunjukkan ahli pada bidang tersebut.
b. belajar mengenai tren terkini, terutama secara menyeluruh pada tren industri penerbitan. Teknik yang bisa kita lakukan yaitu memahami apa yang kini menjadi minat bagi pembaca dan penerbit. Selain itu, perlu menganalisis pasar. Hal ini berfikir kira-kira buku apa yang termasuk buku unik yang perlu ditulis dan ditawarkan ke penerbit. Ini berupa kebutuhan bagi pembaca dan penerbit.

c. mencipta pasar yang potensial. Konsep ini melalui teknik mengindentifikasi audiens dan pertimbangan potensial audiens, berupa target buku kita yang ditempuh sesuai potensi bagi pembaca, usia dan yang lainnya.

d. perlu ketepatan genre terhadap pesan penulis. Artinya ini berkaitan dengan bentuk konsistensi pesan dan tema penulis melalui buku.

2. menulis proposal buku yang menarik kepenerbit mayor. Penulisan proposal yang menarik, secara khas memberi rinci mengenai konsep buku yang kita tulis. Hal menarik dalam proposal, perlu menjelaskan ringkasan konsep, dadtar isi, dan informasi target untuk pembaca. 

Ringkasan konsep merupakan esensi buku dengan jelas, meliputi inti dari ide atau pesan penulis. Sinopsis berbicara cerita atau ide utama berupa esensi narasi. Gaya bahasa yang dipakai mampu membangkitkan minat, keinginan pembaca. Daftar isi berupa struktur buku dan termasuk kerangka kerja saat menulis.

Proposal yang menarik adalah kunci untuk menarik penerbit mayor. Hal ini sesuai pernyataan Bapak Agus Subardana, "proposal yang kuat dapat membuat perbedaan antara diterima atau ditolaknya naskah bapak ibu."

3. Adanya pola penulisan yang konsisten. Perlu kita lakukan dalam hal ini, kita pastikan bahwa penulisannya bersifat konsisten dan menarik. Cara ini perlu memperhatikan tentang tata bahasa dan proses pengeditan. Semuanya harus bersih dan profesional.

4. Mulai kirim naskah ke penerbit mayor. Tahapan yang bisa kita lakukan adalah kita perlu menemukan jenis penerbit mayor yang sesuai dengan genre dan gaya penulisan kita. Lalu kita mengikuti petunjuk pengiriman naskah dari penerbit tersebut secara teliti.

5. Bersiap atas penolakan naskah. Kita harus siap jika naskah kita tertolak. Berfikir positif, jika naskah kita tertolak oleh penerbit mayor, kita harus memperbaiki dan meningkatkan kualitas tulisannya.

6. Perlu networkey  di industri. Cara yang bisa kita lakukan yaitu sering menghadiri acara literur, lokakarya, dan membangun jaringan pada penerbit. Perlu diskusi beberapa orang yang terlibat dalam industri penerbitan.

7. Perlu sikap sabar dan konsisten. Secara alami, proses mendapatkan jenis penerbit butuh waktu. Jika naskah yang kita ajukan kepenerbit ternyata tertolak, kita bersikap bijak yaitu "sabar dan jangan menyerah."

Sebagai kalimat akhir, narasumber menutup dengan sebuah pantun,

"Manis kehidupan adalah rupa ujian
Hatilah yang harus selalu sadar menempatkan 
Jenis tulisan adalah cara penyampaian
Pilihlah yang membuatmu merasa nyaman
Mengais pintu kadang terasa naif
Memulai ampunan serang saat di uji saja
Menulis adalah tindakan kreatif
Kreativitas adalah proses panjang bak menempa baja."

Demikian, semoga bermanfaat.





Popular posts from this blog

Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

Jangan berhenti menulis agar bisa menjadi bagian dari peradaban. Tinggalkan jejak yang mulia dengan murah meriah di dunia dengan menulis. (Yulius Roma Patandean, S.Pd). Buku adalah teman yang baik. Saat kita merasa senang atau sedih, kita bisa berkomikasi bersama buku. Kita bisa menambah wawasan dengan buku. Dalam sebuah pepatah, "Buku adalah jendela dunia."  Hal yang istimewa, buku itu kita yang menulis. Kita berkarya dengan memberi pengetahuan pada khalayak umum, termasuk bagian investasi "tabungan" masa depan. Jika kita sudah tiada, pemikiran dan pengalaman kita bisa memberi manfaat bagi orang lain. Melihat pesan bapak Yulius dalam menutup kegiatan belajar menulis buku, termasuk dorongan semangat (motivasi) untuk menulis, dalam kondisi waktu dan tempat. Sehingga mampu meninggalkan jejak dengan menulis dalam peradaban. Trik atau langkah untuk menyusun buku secara sistematis, seperti tema KBMN PGRI Gelombang 30 ke-14 malam ini, tanggal 15 November 2023,...

Menulis Buku Cerita Digital

Malam ini, termasuk pertemuan yang "spesial." Kenapa bisa disebut spesial? Karena kegiatan belajar menulis buku dalam program KBMN 30, pertemuan ke-16 hari ini ternyata kegiatan untuk berkarya sesuai pada perkembangan sains dan teknologi. Sebagaimana adanya globalisasi, tertuntut bagi kita untuk mampu berkomunikasi secara digital. Termasuk dalam dunia sosial maupun pendidikan. Secara khas, komunikasi dalam sosial dan pendidikan, sering dilakukan melalui tersebarnya majalah atau buku bersifat digital. Hal "spesial" buat kita, jika kita mampu yang mengelola, bahkan kita yang berkarya atau yang menyusun majalah dan buku secara digital. "Menulis Buku Cerita Digital," adalah tema pertemuan malam ini untuk belajar cara menulis buku cerita secara digital. Kegiatan belajar menulis buku digital, secara online bersama Ibu Dwi Nur Yanti (NDY), M.Pd. Adapun yang memandu dalam kegiatan ini bersama Ibu Raliyanti. Buku secara digital merupakan bacaan yang hadir dalam ben...