Skip to main content

Profreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Jadi penulis hebat, bermakna bagi manusia merupakan sebuah impian bagi manusia. Kenapa? Menulis seperti berbicara. Kita mampu bahkan mahir berkomunukasi yang tepat, pasti bahagia. Ini butuh latihan. Belajar mengasah kosakata menjadi kalimat yang tepat.Bahkan jadi kalimat yang indah. Selain itu, setiap kalimat yang tertulis memberi makna bagi pembaca.

Untuk itu, malam ini pada tanggal 10 November 2023 saya belajar menulis untuk membuat tulisan menjadi baik dan benar, enak dibaca dan dipahami. Sebelum tulisan (naskah) di terbitkan, biar "mantab" perlu dikoreksi terlebih dahulu. Hal ini, saya belajar secara langsung bersama Bapak Susanto, S.Pd. Beliau yang selalu memberi inspirasi yang mumpuni untuk berkarya. Agar kegiatan ini mudah berjalan, belajar menulis ini ditemani atau di pandu dengan Ibu Arofah Afifi.

Mengenal Profreding atau Mengoreksi Tulisan
Apasih profreding atau mengoreksi tulisan? Kenapa hal ini --mengoreksi tulisan--ini perlu dilakukan? Dan bagaimaba cara melakukan profreding atau mengoreksi tulisan? Inilah proses pembelajaran malam ini.

Profreading atau koreksi tulisan artinya upaya membuat tulisan menjadi baik, dan benar serta enak dibaca atau mudah dipahami. Perkara ini, berkaitan dengan konten atau teknik menulis dan pihak penulis.

Oleh karena itu, kenapa tulisan perlu di koreksi? Hal ini melihat dalam dua hal tadi, yaitu berkaitan pada konten /teknik menulis dan dari pihak penulis. Melalui konten/ teknik menulis, biasanya penulis srring terjadi kesalahan saat menulis huruf yang termasuk ejaan. Karena kurang fokus pada jenis kontennya. Bisa lihat buku teknik menulis.

Berhubungan dengan penulis, biasanya adanya "sengaja" untuk melanggar menulis. Sering muncul dalam penggunaan kaidah ejaan yang bersifat mikro dalam menulis buku. Ini tetap penting. Jika untuk menulis karya ilmiah, media online, pasti punya kualitas yang tinggi. 

Cara Melakukan Profreding Tulisan
Profreding atau mengoreksi tulisan yaitu aktivitas membaca ulang kembali, untuk memeriksa tulisan agar ditemukan ada atsu tidak ada kesalahan dalam menulis. 

Lalu, bentuk kesalahan apa yang perlu dikoreksi? Kesalahan yang dikoreksi bisa terlihat pada saltik. Saltik artinya bentuk kesalahan dalam pengetikan atau pada ejaan. Selain itu, perlu dikoreksi tulisan karena ada kesalahan pada penggunaan tanda baca, ketiadaan konsisten dalam penggunaan nama atau istilah, dan adanya logikanya dari sebuah tulisan.

Mengenai saltik / typo menulis, meliputi 4 hal yaitu:
1. Typo Insidental, yaitu terjadinya kesalahan dalam mengetik. Ini cukup di perhatikan.
2. Typo Individual, ini sering terjadi kecenderungan bersifat individu. Seperti saat menulis kata "buku" di awal kalimat selalu "BUku."
3. Typo Automatical, koreksi ini secara otomatis dari aplikasi. Contoh: kata bisa= bias; sosial=social; asam=atsam.
4. Typo Konseptual, ini bukan salah karena ketik melainkan salah konsep. Seperti kata karier=karir, tanda titik sesudah tanda seru atau tanya.

Untuk melihat EYD, bisa melihat situs https://ejaan.kemdokbud.go.id/eyd. Hal ini berkaitan dengan penggunaan tanda, penulisam kata baca, penggunaan huruf, dan penulisan mengenai unsur serapan.

Kapan Profreding/Mengoreksi tulisan dilakukan?
Ini akibat penulis jika terjadi kesulitan dalam menemukan kesalahan, atau merasa tulisan itu sudah merasa benar dan layak diterbitkan. Maka mengoreksi tulisan setelah tulisan sudah selesai dibikin. Sebenarnya ada prinsip dalam menulis, yaitu jangan mengoreksi tulisan saat menulis atau sebelum tulisan itu selesai.

Siapa yang berhak mengoreksi tulisan? Pihak penulis atau orang lain (profesional)? Bagaimana cara melakukan profreding atau mengoreksi naskah sendiri (selft editing)? 

Berdasar pada pertanyaan ini perlu kita lakukan saat mengoreksi tulisan, yaitu:
1. Menetralkan perasaan terhadap tulisan sendiri, lalu diamkan naskah itu dalam beberapa waktu.
2. Membaca terlebih dulu seluruh naskah yang sudah ditulis sebelum mengedit, agar tidak adanya kesalahan asumsi.
3. Meneriksa saltik (typo) istilah, EYD, struktur penulisan.
4. Membaca dengan bersuara agar enak saat menyalin.

Perhatikan contoh tulisan yang belum dan (dikoreksi.
Contoh: tulisan belum dikoreksi

      Sepanjang hari bapak bekerja hingga lembur larut malam. Akupun bangga punya ayah pekerja keras. Akibatnya kariernya melesat. Tapi saya amat kaget saat mendengar teman bercerita saat makan di sebuah Cafe Starburk.
(Isa Alamsyah_kbm.id).

Kalimat sudah dikoreksi:

      Sepanjang hari bapak bekerja hingga lembur larut malam. Aku pun bangga punya ayah bekerja keras. Akibatnya karirnya melesat. Tapi saya sangat amat kaget saat mendengar teman bercerita saat makan di sebuah Cafe Starburk.
(Isa Alamsyah_kbm.id)

Melalui contoh kalimat di atas, kita bisa lihat: kata bapak dan ayah tidak bisa digunakan secara konsisten. Kata Akupun (x) dan Aku pun (V). Kata aku dan saya  tidak digunakan secara konsisten. Ada kata karirnya (x) sementara kata kariernya (V). Terakhir, penulisan kata yang di ulang dalam waktu yang sama, seperti di sebuah Cafe Star Buck lebih efektif daripada dengan di Cafe Starburk.

Kita ingat, profreading bukan berarti menjadikan kata/kalimat pada tulisan, bersifat kata baku. Semuanya di sesuaikan dengan jenis tulisannya. Yang kita lakukan adalah mengoreksi dari kesalahan yang bersifat mikro.

Sebagai penutup, Bapak Susanto menyatakan bahwa kegiatan profreding bukan untuk mengekang dalam menulis. Tulisan yang sudah selesai perlu diperiksa agar naskah jadi sempurna. Artinya agar setiap karya tulis tersebut memenuhi kaidah tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi. 

Jika ada naskah yang akan dijadikan buku (calon buku) hendaknya menyerahkan terlebih dulu pada editor. Tentu perlunya komunikasi antara pihak penulis dengan editor. Sehingga ada "diskusi" antara penulis bersama editor agar memiliki kejelasan makna naskah sesuai penulis. Tentu, sikap demikian bisa menciptakan sebuah karya tulis yang menjadi sempurna. Semoga bermanfaat.


Popular posts from this blog

Menulis Buku Mayor dan Strategi Pemasaran Buku

Ingin jadi penulis produktif dan bisa bermanfaat bagi manusia, merupakan sebuah impian. Inilah harapan kita, bisa menghasilkan karya tulis yang langsung diterbitkan oleh suatu penerbit mayor. Secara umum, jenis penerbit mayor bersifat nasional yang mendistribusikan buku dalam jumlah besar.  Bagaimana kita bisa menulis buku profesional, lalu dipublikasikan penerbit mayor? Ada cara dan trik yang bisa kita lakukan untuk meraih impian "melejitkan buku melalui penerbit mayor" kita bisa mengikuti kegiatan belajar di KBMN pada pertemuan ke-21, gelombang 30 pada tanggal 1 Desember 2023.  Kini, saatnya kita belajar langsung bersama Bapak Agus Subardana, selaku narasumber pelatihan penulisan buku dan memasarkan buku lewat penerbit mayor. Beliau sebagai Direktur Penerbit Andi Yogyakarta. Untuk kegiatan belajar secara praktis ini, dipandu langsung bersama Ibu Widya Arema. Terlebih dahulu sebelum kita menawarkan karya tulis atau naskah ke penerbit mayor, kita perlu mengikuti r...

Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

Jangan berhenti menulis agar bisa menjadi bagian dari peradaban. Tinggalkan jejak yang mulia dengan murah meriah di dunia dengan menulis. (Yulius Roma Patandean, S.Pd). Buku adalah teman yang baik. Saat kita merasa senang atau sedih, kita bisa berkomikasi bersama buku. Kita bisa menambah wawasan dengan buku. Dalam sebuah pepatah, "Buku adalah jendela dunia."  Hal yang istimewa, buku itu kita yang menulis. Kita berkarya dengan memberi pengetahuan pada khalayak umum, termasuk bagian investasi "tabungan" masa depan. Jika kita sudah tiada, pemikiran dan pengalaman kita bisa memberi manfaat bagi orang lain. Melihat pesan bapak Yulius dalam menutup kegiatan belajar menulis buku, termasuk dorongan semangat (motivasi) untuk menulis, dalam kondisi waktu dan tempat. Sehingga mampu meninggalkan jejak dengan menulis dalam peradaban. Trik atau langkah untuk menyusun buku secara sistematis, seperti tema KBMN PGRI Gelombang 30 ke-14 malam ini, tanggal 15 November 2023,...

Menulis Buku Cerita Digital

Malam ini, termasuk pertemuan yang "spesial." Kenapa bisa disebut spesial? Karena kegiatan belajar menulis buku dalam program KBMN 30, pertemuan ke-16 hari ini ternyata kegiatan untuk berkarya sesuai pada perkembangan sains dan teknologi. Sebagaimana adanya globalisasi, tertuntut bagi kita untuk mampu berkomunikasi secara digital. Termasuk dalam dunia sosial maupun pendidikan. Secara khas, komunikasi dalam sosial dan pendidikan, sering dilakukan melalui tersebarnya majalah atau buku bersifat digital. Hal "spesial" buat kita, jika kita mampu yang mengelola, bahkan kita yang berkarya atau yang menyusun majalah dan buku secara digital. "Menulis Buku Cerita Digital," adalah tema pertemuan malam ini untuk belajar cara menulis buku cerita secara digital. Kegiatan belajar menulis buku digital, secara online bersama Ibu Dwi Nur Yanti (NDY), M.Pd. Adapun yang memandu dalam kegiatan ini bersama Ibu Raliyanti. Buku secara digital merupakan bacaan yang hadir dalam ben...